Rasa dan Rupa Sederhana Tetapi Bikin Kangen dan Ketagihan
Jakarta - Jajanan kampung kini mulai dicari orang. Akibat kejenuhan dengan beragam makanan asing. Tetapi mampu juga alasannya kangen kampung halaman yang nyaman.
Masih ingatkah Anda dengan rasa gembus, lemet, mendut, gempol, grontol atau cenil? Jajanan tradisional tersebut sangat dikenal oleh orang Jawa. Meskipun tiap tempat di Indonesia punya aneka jajanan tradisional yang seolah-olah dengan nama lokal berbeda.
Sebutan 'ndeso' atau 'desa' diberikan pada jajanan dan makanan tradisional dari kampung. Umumnya makanan ini dibuat dengan materi sederhana. Terutama yang mampu didapatkan dari hasil kebun sendiri. Seperti pisang, ubi manis, singkong, kelapa, tepung beras, tepung ketan dan gula aren.
Baca Juga: Jajanan Ndeso Lamongan Tembus Ritel Modern
Jajanan tradisional. Foto: iStock |
Belakangan ini makin banyak warung dan rumah makan yang menjajakan menu tradisional. Bahan lokal tempat kembali disajikan dengan gaya modern atau gaya terbelakang apa adanya.
Ulasan detikfood kali ini mengangkat jajanan 'ndeso' atau jajanan tradisional yang mulai banyak dicari orang perkotaan. Ada dugaan orang kota atau penduduk urban mulai jenuh dengan makanan barat yang didominasi rasa gurih.
Serbuan jajanan modern dari Amerika, Taiwan, Thailand, Malaysia dan Singapura membuat orang jenuh. Mereka kembali mencari kenyamanan yang asli. Karenanya jajanan tradisional jadi primadona baru.
Apa saja jajanan terbelakang yang masih digemari dan dicari orang? Inovasi apa yang dilakukan oleh penjualnya? Bagaimana jajanan itu dibuat dan dijajakan. Apa benar jajanan terbelakang masih murah?
Bahasan soal jenis-jenis jajanan terbelakang pupuler sampai temat menikmati jajanan ini akan kami ulas. Tak lupa informasi nutrisi jajanan yang sebagian besar dibuat dari sumber karbohidrat. Bagaimana aturan konsumsinya.
Ragam jajanan tradisional khas Indonesia. Foto: iStock |
Bagaimana penjual mengemas ulang jajanan terbelakang ini semoga terlihat elegan? Misalnya singkong goreng dengan sambal roa atau singkong goreng dengan percikan truffle oil.
Tak lupa dongeng menarik ihwal asal usul jajanan juga penjualnya yang masih bertahan sampai kini. Karena banyak penjual jajanan tradisional yang juga sukses mengimpor produknya ke luar negeri.
Makan jajanan terbelakang bukan berarti turun gengsi. Kini justru sebaliknya, jajanan terbelakang jadi gaya hidup kekinian. Karena berakar dari budaya lokal yang jadi identitas. Makan sawut dan gethuk sambil minum kopi suatu kenikmatan lokal yang tak tergantikan.
Baca Juga: Singkong Keju, Oleh-oleh Kekinian di Salatiga