Siapa Sangka, Ternyata Bir Hingga Camilan Ini Dibuat dari Limbah Makanan!
Jakarta - Limbah makanan menjadi duduk perkara serius di dunia. Akan tetapi tak selalu harus dibuang, limbah ternyata mampu diolah menjadi produk makanan dan minuman baru.
Baru-baru ini pencetus limbah makanan, melaksanakan pemanfaatan limbah makanan dengan banyak sekali cara. Ini dapat memanfaatkan limbah makanan semoga mampu bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi. Dilansir dalam MNN (02/10), berikut ini beberapa pemanfaatan limbah makanan yang dibuat dari limbah.
Baca juga: Kurangi Limbah Makanan dengan Daur Ulang Makanan
1. Bir dari roti tua
Foto: Istimewa |
Saat kafe ataupun toko roti memiliki sisa roti, tentu ini akan berakhir dengan sia-sia. Hampir tidak mungkin, roti sisa ini akan berujung rusak dan tak dimakan. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, rumah tangga di Inggris membuat sekitar 24 juta potong roti setiap tahunnya. Kemudian muncul pandangan gres untuk membuat bir dengan menggunakan campuran roti sisa yang disebut dengan Toast Ale.
Di tangan Swain dan rekannya Tritram Stuart, bir diracik dengan sisaan roti yang sudah tak dikonsumsi. Stuart merupakan pencetus limbah pangan global. Toast Ale diproduksi oleh Hackney Brewery yang berlokasi di London timur terhitung semenjak 28 Januari 2016. Bir tersebut dibuat dari roti sisa produksi yang diolah menjadi tepung roti. Tepung tersebut nantinya diolah bersama barley malt, hop dan ragi, sehingga membuat minuman tersebut memiliki rasa.
2. Camilan sehat
Foto: Istimewa |
Selama bertahun-tahun, petani menghabiskan biji-bijian dari pabrik pembuatan bir untuk dibuat makanan ternak berkualitas tinggi. ReGrained menciptakan makanan ringan bergizi untuk insan dalam bentuk "Bar Supergrain". Ini merupakan produk limbah dari kerajinan masyarakat setempat. Regrained berpendapat bahwa ini ialah pabrik pembuatan kerajinan skala kecil, namun banyak memiliki manfaat.
Pabrik-pabrik kecil di sentra perkotaan yang padat kurang ditempatkan untuk mendistribusikan limbah dari pabrik bir mereka yang dibelanjakan ke petani sekitar. ReGrained memiliki tujuan untuk menutup bundar limbah pembuatan bir, semoga menciptakan produk makanan bernilai tinggi dari makanan sisa.
3. Jus
Foto: iStock |
Banyak orang yang membuang makanan setiap hari. Dan yang lebih buruk ialah alasan mereka membuang makanan karena bentuknya yang tak tepat atau cacat. Dari wortel yang cacat, apel yang tidak bersih, sebagian besar produk ini ditolak oleh agen dan supermarke. Padahal jikalau dilihat dari segi rasa dan nutrisi masih sangat baik.
Itulah sebabnya Mistif Juicer didirikan, menciptakan jus enak yang tersedia di retail dan restoran di area metropolitan Washington D.C dan New York City dengan memanfaatkan buah dan sayur yang berntuknya tak tepat atau cacat.
4. Acar dan selai
Foto: Village Vanguard |
Sifatnya yang awet, acar dan selai selalu jadi cara untuk menyimpan produk dalam waktu yang lama. Biasanya, ini berarti mampu dibuat stok untuk persediaan di dapur. Rubies yang berbasis di Inggris menyampaikan tradisio yang memanfaatkan kelebihan makanan dengan mengubahnya menjadi chutneys, saus dan acar yang bernilai tinggi.
5. Menjual kembali hasil produksi
Foto: Istimewa |
Sudah menjadi hal umum, jikalau seseorang yang menyukai makanan lokal atau organik akan membeli makanan yang tak layak tapi kualitasnya masih baik. Organisasi ini biasanya diolah oleh peternakan dan adakala mereka berafiliasi dengan pemasok. Imperfect Produce menyampaikan model yang sama, dengan membeli materi makanan yang cacat atau tidak tepat yang dihasilkan dari perkebunan kemudian mengirimkannya eksklusif ke konsumen di Bay Area, Los Angeles, Orange County dan Portland, Oregon.
6. Sup
Foto: Getty Images |
Pernah membersihkan pantry Anda, kemudian memanfaatkannya menjad sup? BarstensVol yang berbasis di Belanda ialah organisasi setara dengan komersial dengan menyampaikan segelas sajian siap saji dari zucchini, jamur, tomat dari hasil panen yang berlebuhan. Menawarkan sekantung untuk dua orang, resep BeastenVol dikembangkan secara khusus untuk menghasilkan produk secara teratur dari limbah makanan.
Baca juga: Ini 7 Trik Mudah Agar Tak Sering Buang-buang Makanan