Ramen Murah Vs Mahal di Jepang, YouTuber Ini Buktikan Mana yang Paling Enak!
Foto: IstimewaJakarta - Di Jepang, Ada banyak pilihan ramen. Mulai dari harga murah sampai mahal. Dari 3 tempat, YouTuber ini buktikan mana yang paling lezat!
Selama ini ramen dikenal sebagai sajian lezat asal Jepang. Namun bekerjsama kehadiran ramen berawal dari China. Di Jepang, tiap wilayah memiliki variasi ramen yang berbeda. Misalnya ramen di Sapporo memiliki kuah yang terbuat dari miso, sementara di Tokyo memakai kaldu ayam bercitarasa shoyu.
Dikutip dalam This Is Insider (16/10), empat orang yang akan mencoba tiga varian Ramen di Jepang mengemasnya ke dalam video perjalanan berdurasi 14 menit 44 detik dengan judul "Worth It" dari seri BuzzFeed. Dimana video itu menceritakan perjalanan mereka selama merasakan ramen di tiga restoran berbeda dengan harga yang berbeda pula.
 Foto: iStock/Oddity Central |
Baca juga: Pencinta Ramen, Kalau Ke Hakata Jangan Lupa Cicipi Ramen di 8 Restoran Ini
Pertama Steven Lim, Andrew Ilnyckyj, Rie McClenny, dan Adam Bianchi yang merasakan Ramen di restoran Rinrin, di kota Kita-Senju, Tokyo. Dengan wawancara singkat penjualnya memberitahu mengapa harga yang ia jual tergolong murah, hanya 330 Yen atau setara dengan Rp 39.300.
"Kami meminta harga diskon kepada supplier kami, supaya kami mampu menjual dengan harga yang terjangkau. Lalu kami juga hanya menaruh beberapa topping sederhana ke dalam mangkuk Ramen yang kami jual." terang Katsuya Takahashi, pemilik restoran.
Sang pemilik restoran ini juga mengaku bahwa ia selalu mengkonsumsi ramen setiap hari, jikalau tidak maka akan ada perasaan absurd yang ia alami. Steven dan Andrew sedikit terkejut dengan pernyataan sang pemilik.
Ramen ini dimasak dalam saringan, lalu dididihkan selama 1,5 menit. Sambil menunggu, Takahashi memasukkan kecap asin, bumbu, dan daun bawang ke dalam mangkuk dan menambahkan kaldu. Setelah itu, masukkan ramen dan toppingnya berupa irisan rebung dan chashu pork belly di atasnya.
 Foto: Istimewa |
Selain itu, Steven dan Andrew memesan gyoza juga seharga 220 Yen atau setara Rp 26.200. Gyoza ini dibuat oleh seorang wanita yang sudah berpengalaman selama 43 tahun. Kira-kira satu hari laki-laki itu mampu membuat gyoza sebanyak 1.500 Gyoza. Jika hari libur kira-kira 2.000 sampai 2.500 buah gyoza dibuatnya.
Bahan-bahan yang diperlukan gyoza yaitu kubis, beberapa daun bawang dan daging babi cincang. Aduk rata dan tambahkan beberapa bumbu serta penyedap ke dalamnya. Bungkus isinya dengan kulitnya lalu masukkan ke penggorengan dan tambahkan air ke kualinya dan tutup. Selama 7 sampai 8 menit gyoza akan matang sempurna.
Kebiasaan orang Jepang sebelum makan selalu mengucapkan 'Itadakimasu' dengan artian 'terima kasih untuk makanan ini'. Selain itu, untuk memakan gyoza mereka mencampurkan tiga saus, yaitu kecap asin, minyak cabai, dan cuka.
Restoran kedua yang akan mereka berempat kunjungi berada di kawasan Sugamo, Tokyo. Restoran Japanese Soba Noodles Tsuta. Jenis ramen kali ini yang dipesan ialah Shoyu Soba. Walaupun cara penyajiannya hampir sama dengan sebelumnya, hanya saja Tsuta menunjukkan sedikit pengaruh Barat ke dalam ramennya yaitu dengan menambahkan truffle oil.
Kaldunya terbuat dari daging ayam, kerang Jepang dan seafood yang dimasak dalam panci kecil. Minyak truffle, minyak ayam dan kecap asin dimasukkan ke dalam mangkuk. 140 gram mie homemade yang dibuat dari 100 persen tepung terigu Jepang dimasak. Tuang kuah kaldu ke dalam mangkuk dan masukkan mie lalu tambahkan dengan topping berupa Iberco Pork Belly dari Spanyol dan daging babi dari Italia. Taburi dengan daun bawang kujo dari Kyoto dan sedikit bubuk truffle.
Setelah semuanya sudah dihidangkan di mangkuk. Sang chef menambahkan fermentasi rebung yang diproduksi dari Jepang dan menambahkan rumput laut Edomae dari Shinagawa. Semangkuk ramen di Tsuta ini dibandrol dengan harga 900 yen atau sekitar Rp 107.200.
"Wow, tekstur dari Ramen ini sangat mudah untuk diseruput dan dikunyah. Ada semburat rasa bubuk truffle dari kuah ramennya," ujar Steven setelah merasakan ramen dalam suapan pertama.
Ia juga menambahkan rasa truffel yang sangat berpengaruh dan soy sauce juga sangat berpengaruh mampu dipadukan secara apik dalam ramen ini.
 Foto: Istimewa |
Genei Tokyo di kawasan Roppongi, Tokyo merupakan restoran terakhir yang mereka kunjungi. Chef Irie ialah pemilik dari restoran ini menjual ramen dengan tambahan hidangan pembuka, menu utama dan penutup. Menu pembuka yang disajikan restoran ini ada tiga varian yaitu Sansho-Fragranced Yodare Dori (Drooling Chicken) sebagai Salad, Salmon Roe dan Jellyfish Ramen Parfait dengan seaweed mentah dan Creme Fraiche dan ramen goreng diatasnya serta salmon roe. Yang terakhir, sliced Iberian ham yang harus dipotong setipis mungkin sebelum dimakan.
"Rasanya menyerupai bacon dan teksturnya menyerupai dengan steak," ujar Steven.
Lalu menu utamanya sudah terang Ramen. Ramen di restoran ini sebelum di jual kepada pelanggan, ramen mentahnya akan didiamkan selama seminggu biar meningkatkan warnanya dan ketika dimasak akan mengeluarkan rasa dari kaldunya.
Chef Irie mendidihkan mie hanya selama 20 detik. Lalu ditambahkan dengan episode spesial yaitu Iberico Pork atau yang disebut "Secreto". "Kaldunya sangat mengagumkan," ungkap Andrew.
Tak kalah lezat yaitu bubur dibuat dari kaldu yang dicelupkan ke dalam shabu-shabu. Hidangan penutup ini merupakan hidangan sebagai perhiasan yang sangat lezat bagi mereka berdua.
Setelah mereka singgahi tiga restoran dalam satu hari dan alami 'food coma'. Andrew dan Steven memilih Tsuta sebagai ramen paling 'Worth It' yang harus dicoba jikalau Anda pergi ke Jepang dengan harga 900 yen atau sekitar Rp 107.200. Namun, berbeda dengan Rie dan Adam yang justru memilih RinRin's dengan harga 330 Yen atau setara dengan Rp 39.300 sebagai ramen 'Worth It'.
Baca juga: Slurrp! Ramen Enak Bisa Dicicippi di 5 Restoran Kemang Ini